Home Profil Caryn Widjaja Jadikan Henna Sebagai Sarana Terapi Dan Meditasi

Caryn Widjaja Jadikan Henna Sebagai Sarana Terapi Dan Meditasi

1551
0
0000-Caryn Widjaja-Panca-LensaDanPena.com
Caryn Widjaja

Shanghai – Seni lukis tangan dengan menggunakan mehndi atau dikenal dengan henna ternyata sangat diminati kaum hawa. Untuk menekuni seni lukis satu ini tidaklah mudah butuh ketekunan dan latihan keras.

Bahan baku dari henna adalah tanaman yang mempunyai nama latin lawsonia inermis yang oleh orang Arab di ucapkan sebagai hinna. Tanaman ini banyak di temui di negara-negara seperti Mesir, Suriah, Iran, Palestina, Yaman, Pakistan, India, Uganda, Maroko, Senegal, Tanzania, dan Kenya. Yang selanjutnya diolah menjadi berbentuk pasta. Selain digunakan dalam upacara pernikahan, henna juga dapat digunakan untuk mempercantik diri bagi kaum hawa karena perkembangannya tidak hanya dipakai pada saat acara pernikahan saja. Seni lukis ini bersifat sementara tidak bersifat permanen.                           

Di Indonesia, henna awalnya dipakai dimulai dari kuku-kuku sampai telapak tangan/kaki, hanya pada calon pengantin, untuk mengusir roh-roh yang tidak baik yang akan mengganggu calon pengantin. Berkembang dengan kemajuan zaman, cara menghenna di daerah-daerah adat di Indonesia mulai mengikuti negara lain.

Beberapa daerah Indonesia yang masih mewarisi adat daerah dengan Henna yaitu Malam Boh gaca dari Aceh, Malam Bainai dari Minangkabau, Mapacci dari Bugis – Makassar, Peta Kapanca NTB, dan masih banyak daerah-daerah Indonesia yang juga mempunyai adat menggunakan henna seperti Riau, Betawi, Lampung, Palembang, dan sebagainya.    

Dalam sejarah pemakaian henna digunakan untuk menangkal kejahatan dan membawa nasib baik bagi pemakainya. Selain pernikahan henna juga digunakan untuk ritual acara pertunangan, peringatan nujuh bulan, sebelum melahirkan ( sewaktu hamil)  dan setelah melahirkan.

Berawal dari kesukaannya menggambar pada tangan dengan menggunakan pulpen, menjadikan gadis bernama lengkap Caryn Widjaja terjun menggeluti seni lukis di tangan atau biasa disebut henna. Ditemui lensadanpena.com di sebuah pusat perbelanjaan di Shanghai, China. Gadis kelahiran 1987 ini menceritakan bagaimana ia mulai menyenangi henna.

“Saya memang suka menggambar di tangan dengan pulpen dan juga menyukai temporary tatto, karena sifatnya sementara tidak permanen tentu sangat mudah untuk dihilangkan,” ucapnya, yang sedang mempersiapkan bahan-bahan henna.

Awalnya Ia menggunakan racikan henna untuk mewarnai rambut. Setelah itu baru diperkenalkan oleh teman-teman menggunakan henna untuk melukis di tangan.

“Mereka tahu saya suka sekali menggambar di tangan dan menganjurkan saya untuk mencoba menggunakan henna. Akhirnya saya mencobanya mulai dari saudara hingga teman terdekat dan ternyata sangat menyenangkan juga,” ungkapnya sambil melukis di tangan salah satu tangan wanita.

Selain dapat menyalurkan hobi melukisnya di tangan, menekuni henna juga dapat mengguntungkan karena dapat menjadikan sebagai pekerjaan.

Bahan yang digunakan adalah hasil racikannya sendiri yang terdiri dari bahan yang menurutnya aman bagi kulit. Ia mencampuri bubuk henna, gula, minyak kayu putih dan air. Henna natural ini diperlukan waktu dan cara menjaga agar warna henna bisa menjadi gelap. Untuk warna cokelat gelap yang di hasilkan tergantung pada suhu tubuh, saat suhu tubuh panas maka dengan sendirinya warna cokelat menjadi gelap. Ini juga dibutuhkan kesabaran menjelaskan kepada pelanggan agar memperoleh warna yang bagus.

Menurut gadis yang biasanya di sapa Caryn, henna juga merupakan sarana terapi dan meditasi karena diperlukan konsentrasi penuh saat melukis di tangan. Selain itu juga menekuni henna dapat mempelajari hal-hal yang baru, bertemu dengan banyak orang dari latar belakang yang berbeda.

Caryn juga menambahkan bahwa selama menekuni henna sebagai pekerjaan ada kepuasaan tersendiri saat mengetahui pelanggan tersenyum puas melihat hasil karyanya. Ia juga merasa senang jika mendapat tantangan menggambar pola henna yang baru yang sebelumnya belum pernah ia lakukan.

Selama menggeluti Emma, belum banyak kota yang disinggahi, hanya tiga kota yaitu di Jakarta (Indonesia) dan Shanghai, Suzhou (China). Ia berharap dapat mengunjungi beberapa kota lainnya.

“Saya senang sekali jika melihat pelanggan tersenyum saat melihat hasilnya. Ada juga pelanggan yang sering meminta gambar yang beda sesuai permintaan mereka. Itu merupakan tantangan yang menyenangkan sekali buat saya,” katanya sambil tersenyum.

Caryn berpesan kepada yang ingin terjun ke henna. Sebaiknya jangan berharap mendapat imbalan terlebih dahulu tetapi harus terus belajar.

Keikutsertaan Caryn Widjaja di INAWEEK

(Djali / Foto : Salomo & Panca / LensaDanPena)